TOTARA

Begitu palu menvonis dirinya setahun penjara, seribu sumpah serapah menggema dari balik sel pengadilan: “tunggu kalau aku keluar nanti, akan ku bunuh polisi, tentara, jaksa, hakim, presiden dan juga tuhan.” Padahal yang dihantamnya kepala bapaknya. Dengan Totara.

LP Manado, 25/7/99

Totara (Manado) : Balok Kayu

MIMBAR

Seolah tanpa dosa khadim itu berkoar tentang segala yang diilhamkan Allah pada sabdaNya sambil mengacung-acungkan  tangan ke udara dan dengan mulut berbusa mengiyakan semua realita yang terkurung dalam tembok penjara sebagai suatu kebahagiaan. – Aku lalu bertanya: kemeja putih warna apa?”

LP Manado, 25/07/99

SAKIT

Kulepas alas kakiku menginjak bersihnya tegel poliklinik, duduk sopan mengambil kartu, mengintip sedikit di tempat tidur ruang pemeriksaan yang mulus, tangan melilit pada perut meringis setelah semalam dan tadi pagi berak-berak dan muntah-muntah, menatap penuh harap pada dokter yang mengambil steteskop mendengarkan nyanyian tetabuhan kembung perutku, “kasus apa kamu?” dan aku dapat CTM, B complex, SG – Kutatap matahari, masih persis sama seperti dulu, ku palingkan wajah ke arah tanah lapang, disana ada siluet tembok penjara. Pantas saja!.

LP Manado, 25-07-99

UTI

Lelaki itu menantang dunianya dengan kebodohan warisan berhitung kelas 3 SD, mengawini idaman putih mulus sedikit gembrot tahu baca tulis lalu punya keturunan nou kecil buah hati kasih sayang yang tidak mempan membujuk sang bunda jatuh dalam lilitan kumis polisi. Lelaki hanya bisa mengangga ketika cerita selingkuh itu didamaikan di kantor sang polisi, yang membersitkan tekad menantang pasar 45 dengan gantungan asongan rokok. Lelaki itu kecapaen menikmati belaian dinginnya TKB dengan orokan yang dahsyat dan tersadar dalam kebingungan dirinya dikerangkeng di sel Polresta Manado karena pinggangnya terselip pisau dapur. Pada buta aksaranya ia meminta aku menuliskan surat buat sang isteri dengan harapan yang digantung di langit-langit sel. Seminggu kemudian lelaki dibelit keluguan ketika sang isteri datang dengan sopir mikrolet. Hakim dibuat binggung ketika mulut lelaki tergembok pada dakwaan yang mengalir bagai air pada undang-undang darurat nomor 12 tahun 1975. Mata hakim dikalahkan kebodohan lelaki. – Keadilan bukan untuk orang bodoh, apalagi tak berpunya lembaran pelicin untuk dihitung.

LP Manado, 25-07-99

 

UTI – Bahasa Gorontalo untuk menyebut lelaki pada umumnya. NOU – Bahasa Gorontalo untuk menyebut perempuan pada umumnya. PASAR 45 – dulunya merupakan pusat kota Manado. TKB- Taman Kesatuan Bangsa, terletak di tengah-tengah Pasar 45, sebuah taman tempat warga bersantai, yang malam harinya sering dipakai untuk tidur kaum margin.